idfakta.com – Transformasi Pengusaha Dulu dan Sekarang
Dulu sebelum ada teknologi modern dan media sosial seperti sekarang para wirausaha berbisnis dengan konsep memproduksi barang/jasa kemudian menjualnya, sekarang justru terbalik seorang pengusaha akan melihat apa yang sedang dibutuhkan pasar/konsumen, kemudian baru memproduksinya atau menjualnya jadi sekarang lebih consument oriented.
Di awal era industri 4.0 pengusaha memang cenderung berfokus pada produk dan kuantitasnya, namun seiring berjalannya waktu, digitalisasi membuat pengusaha harus terus memperhatikan dan meningkatkan kualitas produknya agar tetap laku di pasaran.
Kini aspek-aspek wirausaha berfokus pada faktor-faktor krusial yaitu dengan memperkirakan berbagai hal, mulai dari memperkirakan tren pasar, keuntungan jangka waktu tertentu, sampai membangun kualitas brand image atau produk yang dijual.
Saat ini perkembangan dunia wirausaha mengalami dinamika yang luar biasa dengan adanya teknolofi khususnya media sosial, juga peran pemerintah dalam memperdayakan pengusaha kecil-kecilan dan menengah.
Eksistensi para pengusaha di berbagai bidang berkontribusi dalam proses pertumbuhan ekonomi negara, dengan berkembanganya wirausaha maka akan menciptakan banyak lapangan kerja, kemudian usaha yang dijalankan mengahsilkan nilai ekonomi sehingga memperbesar kemungkinan ekonomi negara meningkat.
Puji Muniarty, Ahmad Bairizki, dkk, Kewirausahaan, Widina (2021, hlm 59)
Pembentukan Karakter Pengusaha
Tantangan dan rintangan yang dihadapi seorang pengusaha membuat mereka terbiasa dan terbentuk karakter mentalitas pebisnis, wirausahawan adalah orang-orang yang berani mengambil resiko atau tantangan dan pandai beradaptasi dengan perubahan.
Tantangan yang dihadapi di masa kecil juga berpengaruh, terhadap pembentukan karakter dan jiwa pengusaha seseorang karena mereka otomatis akan belajar dari pengalaman hidupnya.
Ada banyak pengusaha sukses di dunia ini, yang awalnya adalah orang-orang golongan kurang mampu khususnya pada masa kecil mereka yang penuh dengan keterbatasan, dengan kata lain mereka adalah anak-anak yang lahir di keluarga yang tidak punya banyak uang atau miskin.
Ada 7 faktor dalam proses pembentukan karakter seorang penusaha, yaitu pengaruh lingkungan, orang tua, parasaan ditolak, benci, marah, bersalah, dan kebingungan akan identitas. Ada juga faktor lain seperti keinginan kuat untuk mecapai sesuatu dan ketekunan dalam berusaha, masyarakat dalam hal ini menjadi faktor yang paling kuat dalam membentuk atau merusak kepribadian.
Selain itu ada juga faktor bawaan yang mungkin saja berpengaruh, seperti latar belakang pekerjaan orang tua atau keluarga itu juga menentukan.
Martin Luther mengartikan pengusaha sebagai orang berusaha menatur, mengelola, dan menanggung resiko menjalankan bisnis, secara spesifik istilah ‘Pengusaha’ adalah definisi dari orang-orang yang membentuk badan usaha baru, untuk menawarkan dan menjual produk atau jasa ke pasar, dengan tujuan mendapatkan keuntungan atau tidak.
Moordiningsih &Susatyo Yuwono, MODEL WIRAUSAHA MANDIRI:FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT KEMANDIRIAN USAHA PEMUDA SUKU JAWA, Fakultas Psikologi Universitas Muhamdyah Surakarta (2011, hlm 6 & 7)
Karakter Seorang Pengusaha
Mc Clelland merumuskan sebuah konsep yang dinamai Need for Achievment (N-Ach) yang diartikan sebagai karakter yang membuat seseorang, ingin melakukan sesuatu lebih baikdan terus maju secara konsisten.
Selalu berpikir bagaimana caranya untuk melakukan sesuatu lebih baik dari sebelumnya dan punya tujuan yang realistis dan berani mengambil resiko, tapi semua itu dilakukan berdasarkan perhitungan dan logika yang baik.
Bagi orang-orang yang memiliki karakter N-ach uang bukanlah tujuan utama, mereka lebih menyukai kondisi atau lingkungan kerja yang penuh tantangan dan memilki kemungkinan berhasil atau gagal.
Menurut R. Purnomo (1994:11) uang bagi seorang pengusaha sejati bukanlah perangsang untuk berusaha, tapi hanya merupakan ukuran keberhasilan.
Dia tertarik pada imbalan berupa uang atau keuntungan karena hal itu adalah umpan balik yang menjadi alat ukur keberhasilannya dalam bekerja, orang yang memiliki tekad kuat untuk berprestasi akan bekerja keras dalam kondisis apapun, selama masih memiliki kesempatan atau peluang untuk mencapai sesuatu.
Agak aneh apabila dilihat dari perspektif ekonomi dan perdagangan Amerika tradisonal, diaman yang menjadi pendorong utama seorang entrepreneur menjalankan usahanya, bukanlah harapan untuk memperoleh banyak uang atau keuntungan.
Yuyus Suryana &Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses (Vol 2), Prenada Media (2011, hlm 52-53)
Kenyataan yang Dihadapi Pengusaha
Kita sudah membahas teori-teori mulai dari transformasi pengusaha sampai proses pembentukan karakter untuk menjadi pengusaha yang sukses, sekarang kita akan bahas resiko dan kenyataan yang pasti dihadapi setiap pengusaha yang tidak jarang menyakitkan.
Ide-ide untuk membuka sebuah bisnis/usaha yang bermacam-macam terus bermunculan, memang membangun sebuah merek (brand image) di masyarakat tidak mudah.
Namun memiliki bisnis sukses merupakan impian banyak orang yang sangat mungkin diwujudkan, seperti halnya profesi lain memilih menjadi seorang pengusaha tentunya memiliki resiko dan tantangan tersendiri.
Terkadang dalam menjalankan bisnis ada sesuatu yang dapat diprediksi, tapi ada juga sesuatu yang tidak terduga dan mengejutkan yang bahkan belum pernah dijelaskan dalam teori.
Pada saat tertentu pengusaha bisa meraih keuntungan besar dan pertumbuhan bisnis yang pesat, pada satnya juga mereka dihadapkan dengan berbagai permasalahan dan rintangan, dalam memproduksi dan menual produk mereka ke publik.
Seperti yang dikutip dari Global Trade Magazine permasalahan yang paling sering dihadapi pengusaha Kekurangan Modal, di tahun-tahun pertama dalam merintis bisnisnya bagi seorang pengusaha ini merupakan masalah yang paling sulit diatasi.
Salah satu penyebab mengapa banyak pengusaha yang gagal memperthankan bisnisnya, adalah faktor moal atau dana yang tidak mencukupi untuk keperluan bisnisnya.
Pengusaha memang harus mendapatkan hasil atau pemasukan yang cukup untuk mendukung kebutuhannya baik dibidang peralatan, pemasaran, operasional, sampai keuangan tanpa adanya pemasukan maka semua itu tidak bisa berjalan.
Dalam industri bidang apappun modal merupakan aspek yang penting tidak boleh disepelekan, seringkali pengusaha akan meminjam modal baik itu ke bank maupun ke pengusaha lain.
Ini memerlukan waktu bertahun-tahun bagi pengusaha untuk menghasilkan uang yang cukup, untuk menopang bisnisnya agar terus berjalan jadi pengusaha harus memiliki modal yang cukup, agar bisa mendanai keperluan bisnisnya sendiri dan untuk mendapatkan hasil yang cukup itu tidak mudah.
Nirmala Aninda, 5 Tantangan yang Dihadapi Pebisnis Waralaba saat Pandemi, Bisnis.com (16/7/2020) 13.21 WIB